ERROR SYSTEM >_

Dear blog reader, bencana sedang melanda blog saya. Jadi untuk bulan ini (Juli 2012) mungkin saya akan nganggur dulu untuk blogging! Sedih & tersiksa gak bisa ngepost! Entah kenapa belakangan blog saya tidak bisa digunakan untuk memposting artikel, bahkan menyimpannya dalam draft juga tidak bisa... mungkin modemnya yang over ("T_T) ~sabar sabar.... yoi ichi nichi yo...

2012年5月2日

Wawancara Tema : Kiat Hidup di Jepang

BIODATA NARASUMBER
Nama Lengkap                  : Bejo Suhartanto
Tanggal Lahir                    : 4 Maret 1973
Usia                                   : 38 tahun
Profesi                               : Guru Bahasa Jepang
Tempat Mengajar              : SMP N 1 Kutoarjo
                                            SMA N 1 Purworejo
Alamat                              : Kaliboto, Purworejo
Kesan                          : Kegagalan bukanlah keberhasilan yang tertunda. Tetapi keberhasilan tidak datang hari ini dan untuk mencapainya dibutuhkan usaha.

 



Kamila             : “Selamat pagi semuanya. Penonton dari segala usia, remaja dan dewasa. Saya di sini bersama rekan saya, Indah Cahya Ningtyas dan kedua kameramen kita di balik kamera, Erny Octaviani dan Fika Agustri Murningsih. Saat ini kita sedang berada di salah satu sekolah RSBI di Purworejo, SMA Negeri 1 bersama Bapak Bejo Suhartanto. Selamat pagi, Pak Bejo.”
Pak Bejo          : “Iya, pagi.”
Ndah               : “Pak Bejo, saya dan rekan saya ini sangat ingin memperluas wawasan tentang Jepang itu.”
Kamila             : “Iya, pak. Bisakah bapak menceritakan tentang kehidupan di Jepang itu?”
Pak Bejo          : “Ya, jika saya bisa, saya akan jawab pertanyaan-pertanyaannya.”
Kamila             : “Em, kalau boleh tau, persiapan orang-orang Jepang saat pergantian musim itu seperti apa?”
Pak Bejo          : “Karena pergantian musim di Jepang itu sudah merupakan hal biasa. Jadi hal semacam itu sudah dipersiapkan sedini mungkin. Yang menjadi biasanya yaitu antara musim gugur ke musim dingin. Biasanya, mereka orang-orang Jepang mempersiapkan pemanas ruangan dan bahan-bahan makanan.”
Ndah               : “Pak Bejo, banyak sekali orang yang sering salah dalam mendefinisikan Geisha sebagai wanita penghibur di Jepang. Tak jarang orang menganggap Geisha sama saja dengan PSK. Apa sih sebenarnya perbedaan antara Geisha dan PSK?”
Pak Bejo          : “Oh, ya. Memang Geisha dengan PSK itu berbeda. Cuma, orang asing sering melihat hanya sekilas saja bahwa Geisha itu sama saja dengan PSK. Geisha, seseorang yang akan menjadi Geisha itu yang pertama, harus punya IQ tinggi. Yang kedua, dia harus punya attitude, punya etika, dan dia harus serba bisa. Bisa diartikan bahwa Geisha merupakan tangan kanan dari sebuah perusahaan. Beda dengan PSK. PSK itu siapa saja bisa. Tapi kalau Geisha, tidak.”
Kamila             : “Kemudian tentang pendidikan di Jepang, saya sering mendengar bahwa pendidikan di Jepang itu sangat bermutu tinggi. Dapatkah bapak menjelaskan mutu pendidikan di Jepang itu?”
Pak Bejo          : “Jadi begini, pendidikan di Jepang itu memang tinggi. Sebenarnya dengan kita, lebih tinggi kita. Cuma di sana, di sekolah dasar itu benar-benar dasar sekali. Jadi, bisa dibilang bahwa anak-anak dari usia 3 tahun, 2 tahun, sudah di masukkan ke PAUD, TK, dan SD. Yang SD saja, baru diajarkan membaca baru kelas 3 SD. Dari kelas 1 sampai kelas 3 itu dia benar-benar dasar sekali. Jadi dasar-dasarnya yang mereka kuatkan.”
Ndah               : “Saya sering mendengar tentang Matsuri di Jepang. Seperti apa gambaran Matsuri itu bagi Sensei?”
Pak Bejo          : “Matsuri itu kan pesta kembang api di Jepang. Jadi di sana, biasanya dimusim panas, dihadiri oleh semua, dan biasanya untuk remaja-remaja dan remaja-remaja tadi menggunakan Yukata, pakaian khas Jepang. Berbeda dengan Kimono. Kalau Kimono, biasanya digunakan untuk yang tradisional seperti pernikahan. Kalau Yukata, bisa untuk anak-anak dan remaja.”
Kamila             : “Pak, bagaimana dengan makanan-makanan di Jepang? Apakah masakan Indonesia kalah enak dengan masakan Jepang?”
Pak Bejo          : “Oh tidak. Kalau kita sebenarnya masakan Indonesia dan masakan Jepang itu sama, sama-sama manis. Kalau masalah bumbu, sebenarnya bumbu kita lebih kuat. Karena Indonesia kaya akan sumber daya alamnya, jadi untuk soal makanan, kita lebih unggul.”
Ndah               : “Bagaimana dengan bangunan terkenal di Jepang seperti Tokyo Tower? Bisakah bapak menjelaskan sedikit tentang bangunan itu?”
Pak Bejo          : “Oke. Jadi Tokyo Tower itu dibangun dengan tingginya 333 m. Digunakan untuk menerima signal televisi yang bisa di tangkap oleh seluruh Jepang. Tapi, menara itu ada 3 kaki. Kalau kita mau naik, kita bisa, cuma dengan lift, ya. Sampai di lantai paling atas, kita bisa melihat semuanya, seluruh Jepang. Untuk lantai empat, digunakan untuk menjual cindera mata.”
Kamila             : “Sejak kapan dan bagaimana cara Pak Bejo mempelajari Bahasa Jepang?”
Pak Bejo          : “Kalau saya dulu belajar Bahasa Jepang secara otodidak. Dari diri saya sendiri karena saya tertarik sekali dengan Jepang. Indonesia itu sudah maju, tapi Jepang lebih maju. Ada rahasia apa? Dari situlah saya mencoba mempelajari bahasanya. Akhirnya saya bisa sampai ke Jepang. Nah, dari situlah kita pelajari terus sembari ada waktu untuk belajar.”
Ndah               : “Apa film Jepang yang paling berkesan bagi bapak?”
Pak Bejo          : “Bagi saya yaitu Tonari No Kotoro.”
Kamila             : “Tonari No Kotoro itu seperti apa, pak?”
Pak Bejo          : “Film ini film anak-anak, jadi film-film Jepang itu sebenarnya bagus semua. Karena semua film Jepang itu mengandung filosofi yang tinggi. Bukan hanya sebatas film terus nilainya nggak ada. Jadi ada filosofinya dari film tadi bagaimana seorang anak dan kepribadiannya. Kemudian yang kedua Taiyo No Uta. Di film ini juga ada filosofinya. Apa? Yaitu bahwa kita harus bisa bertahan hidup bagaimanapun dan dalam kondisi apapun.”
Kamila             : “Kalau boleh, bisa nggak Pak Bejo memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Jepang?”
Pak Bejo          : “Aa… Haik, haik. Hajimemashite, watashi wa Bejo desu. Douzo yoroshiku onegai shimasu*.”
Kamila             : “Tanggapan Pak Bejo tentang girlband, boyband, atau single singer Jepang?”
Pak Bejo          : “Sebenarnya itu kan seni, ya. Itu bagus, asal kita bisa menyerap yang baik dan meninggalkan yang buruk.”
Kamila             : “Kalau boleh tau, sudah berapa kali Pak Bejo pergi ke Jepang?”
Pak Bejo          : “Saya baru satu kali. Walaupun saya tiap tahun dapat undangan dari Jepang, tetapi saya masih punya tanggung jawab yang banyak di Jepang. Saya ingin mengarahkan adik-adik kita, anak-anak kita agar bisa pergi ke Jepang juga.”
Ndah               : “Apakah saat belajar Bahasa Jepang, Pak Bejo pernah mengalami kesulitan?”
Pak Bejo          : “Oh, jelas. Kita memulai sesuatu pasti nanti akan mengalami kesulitan. Tetapi di balik kesulitan itu pasti ada jalan keluarnya.”
Kamila             : “Saran Pak Bejo untuk pelajar Bahasa Jepang agar tidak kesulitan dalam belajar Kanji?”
Pak Bejo          : “Hm sebetulnya begini, kalau kita mengenal huruf, huruf Jepang itu ada 4. Hiragana yaitu huruf lengkung, Katakana yaitu huruf garis, Kanji, dan yang terakhir Romaji.  Romaji yang biasa kita gunakan. Kenapa kok Romaji ada dinomor 4? Karena ketika kita sudah belajar bahasa Jepang, kita sudah tidak memerlukan Romaji lagi. Yang kita gunakan untuk belajar Bahasa Jepang ya ketiga huruf tadi : Hiragana, Katakana, dan Kanji. Sementara untuk huruf Kanji, Kanji itu kan huruf gambar. Tinggal bagaimana cara kita mengimprovasikan sebuah gambar. Gitu aja.”
Ndah               : “Oke, Pak Bejo. Saya rasa, cukup sampai disini saja pertanyaan kami tentang Jepang. Dan apabila ada salah kata, kami mohon maaf.”
Pak Bejo          : “Iya, sama-sama. Apabila ada banyak materi atau bahan yang masih kurang jelas, saya juga mohon maaf.”
Kamila             : “Doumo arigatou gozaimasu, Sensei**.”
Pak Bejo          : “Haik, douita***.”


*Hajimemashite, watashi wa Bejo desu. Douzo yoroshiku onegai Shimasu : Perkenalkan, saya Bejo. Senang bertemu anda, mohon bantuannya.
**Doumo arigatou gozaimasu, Sensei : Terima kasih banyak, Sensei.
***Haik, douita : Iya, terima kasih kembali. 

0 件のコメント:

コメントを投稿

harap komentar yang sopan ya ^^